LAPAN PERKARA UTAMA PENGHALANG IMAN & JIHAD
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ آبَاءكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاء إَنِ اسْتَحَبُّواْ الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (٢٣)قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (٢٤)
(23) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
(24) Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dan (dari) jihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
(At-Taubah) 23-24)
Sebab Turun Ayat:
Al-Kaliby berkata: Ketika Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) menyuruh para sahabat agar berhijrah ke Madinah, maka mereka pun menyampaikan berita tersebut kepada bapa-bapa, anak-anak dan isteri-isteri mereka. Sebahagian mereka menerima seruan tersebut dengan segera dan perasaan gembira, dan ada pula yang merasa keberatan meninggalkan keluarga tersayang, dan akhirnya mereka enggan berhijrah. Lalu Allah SWT menegor sikap mereka dengan menurunkan ayat ini.
Tafsir Ayat:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas kekafiran atas keimanan
Maksudnya: Hai orang-orang telah benar-benar beriman kepada Allah dan RasulNya, janganlah kamu menjadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin kamu sehingga kamu sanggup menolong mereka memusuhi dan memerangi orang-orang beriman, dan sanggup mengintip rahasia orang-orang beriman, strategik dan taktik perang mereka untuk disampaikan kepada bapa-bapa dan saudara-maramu yang kafir itu.
Dalam ayat di atas Allah SWT khususkan menyebut bapa-bapa dan saudara-saudara karena tidak ada kerabat yang lebih dekat daripada mereka. Namun demikian Allah SWT melarang menjadikan mereka pemimpin (orang-orang yang wajib dipatuhi) sekiranya mereka lebih mengutamakan kekafiran daripada iman. Ini sebagaimana larangan Allah dalam ayat yang lain:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu);(Al-Maidah :51)
Ayat ini pula menjelaskan bahwa kerabat yang sebenarnya adalah kerabat atas dasar agama, bukanlah kerabat atas dasar nasab (keturunan).
Namun demikian Ihsan dan Hibah (memberi sesuatu) kepada ibubapa dan saudara-mara yang masih kafir dikecualikan daripada “kepimpinan” di atas. Ini berdasarkan riwayat Asmaa, katanya:
“Ya Rasulallah, ibuku datang menemuiku karena sangat rindu kepadaku, sedangkan beliau seorang musyrikah (penyembah berhala), apakah saya layani dan hubungi dia. Rasul (sallallahu alaihi wasalam) menjawab: Hubungilah ibumu itu”.[HR Bukhari]
dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim
Maksudnya: Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai pemimpinnya sedangkan mereka dalam keadaan demikian (kafir), maka orang tersebut termasuk orang-orang yang menzalimi dirinya sendiri dan menzalimi golongannya karena tidak meletakkan sesuatu pada tempatnya. Mereka meletakkan wilayah (kepimpinan) pada tempat yang sepatutnya (berlepas diri dari mereka), meletakkan mawaddah (kasih sayang) pada tempat yang sepatutnya ‘adaawah (permusuhan).
Dalam ayat berikut Allah SWT menjelaskan lapan perkara yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia sehingga banyak di antara mereka yang karena terlalu terpengaruh dengannya telah sanggup menggadai iman mereka kepada Allah dan Rasul serta Jihad pada jalan Allah.
Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dan (dari) jihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya”
Maksudnya: Sekiranya kamu lebih mencintai lapan perkara itu iaitu lebih mengutamakan ibubapa, anak-anak, adik-beradik, isteri-isteri, kaum kerabat, harta kekayaan, perniagaandan tempat tinggal yang kamu sukai, daripada mencintai atau mentaati Allah dan RasulNya serta Jihad di jalanNya yang boleh membawa kamu kepada kebahagiaan yang abadi di akhirat, maka tunggu sajalah hukuman daripada Allah, apakah dalam bentuk azab yang segera di dunia ini ataupun azab yang ditangguhkan di akhirat nanti.
Mungkin lapan perkara di atas dapat kita ringkaskan dalam empat bentuk pengaruh:
1. Pengaruh Kekeluargaan (Ibubapa, Anak, Saudara, Isteri)
2. Pengaruh Harta Kekayaan yang diusahakan
3. Pengaruh Perniagaan yang dikhawatiri akan rugi
4. Pengaruh Tempat Tinggal yang selesa.
1. Pengaruh Kekeluargaan
Sudah menjadi fitrah atau sifat semulajadi setiap manusia mencintai keluarganya. Anak mencintai ibubapanya, ibu bapa cinta kepada anak-anaknya, suami isteri saling mencintai. Begitu juga adik-beradik dan kaum kerabat.
2. Pengaruh Harta Kekayaan yang diusahakan
Setiap manusia mesti sayang kepada hartanya, terutama jika harta miliknya itu hasil jerih payah yang diusahakannya selama ini. Jadi adalah wajar kalau ia sangat menyayanginya.
3. Pengaruh Perniagaan yang dikhawatiri akan rugi
Kebiasaannya harta kekayazn yang terkumpul adalah hasil daripada perniagaan karena ia merupakan salah satu sumber utama untuk mendapat kekayaan. Justeru itu kecenderungan manusia kepada dunia perniagaan dan selalu bimbang kalau-kalau perniagaannya ditimpa kerugian adalah suatu sifat yang wajar.
4. Pengaruh Tempat Tinggal yang selesa.
Memiliki tempat tinggal yang baik lagi selesa adalah menjadi idaman setiap insan. Nabi (sallallahu alaihi wasalam) pernah bersabda bahwa di antara kebahagiaan anak cucu Adam ialah isteri yang salihah dan tempat tinggal yang selesa dan kenderaan yang baik. (Hadis Sahih Riwayat Imam Ahmad – Lihat Artikel “Ihsan Dan Kebahagiaan (Al-Hadis)”.
Walaupun Islam mengakui bahwa mencintai lapan perkara di atas sudah menjadi fitrah dan sifat semulajadi setiap insan namun demikian Allah SWT menghendaki agar manusia hendaklah melebihkan cinta mereka kepadaNya dan RasulNya serta Jihad di jalanNya. Maksudnya: Mereka mestilah sanggup berjuang demi memenuhi kehendak Allah dan RasulNya walaupun kadang-kadang mereka terpaksa mengorbankan lapan perkara di atas.
Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik
Maksudnya: allah SWT memberi amaran keras kepada orang yang lebih mencintai lapan perkara di atas daripada mencintaiNya dan mencintai RasulNya serta Jihad pada jalanNya bahwa azab Allah akan ditimpakan ke atas mereka. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batasan balasanNya iaitu jika mereka mengabaikan hukum-hakamNya.
Cara Memperkuat Iman Dan Jihad:
Di antara langkah yang perlu diambil supaya kecintaan kita terhadap lapan perkara di atas jangan sampai mengatasi kecintaan kita kepada Allah dan RasulNya dan Jihad di jalanNya ialah kita mestilah memperbanyak zikir, fikir, tadabbur (menghayati) ayat-ayat Al-Quran dan iltizaam berpegang teguh dengan hukum-hakam agama. Insya Allah, jika langkah-langkah ini dilalui niscaya kita akan mendapat pertolongan Allah SWT.
Wasallam.
sumber: Ustaz Abdullah Yasin
0 comments:
Post a Comment