Manusia bijak dan berhemah sentiasa berjimat cermat, menabung, menyimpan atau melabur wang demi masa depan. Mereka tidak boros dan tidak pula kedekut. Segala perbelanjaan secara sederhana atau mengikut keperluan.
Manusia bijak dan berhemah dijelaskan dalam firman Allah swt yang bermaksud:
Daripada Abdullah Bin Mas’uud (ra), daripada Nabi Muhammad SAW sabdanya:
“Tidak masuk syurga orang yang ada di dalam hatinya (sifat) Takbur (walaupun) sebesar zarah. Lalu seorang lelaki bertanya: (Bagaimana dengan) orang yang suka berpakaian bagus dan bersepatu bagus? Maka jawab baginda: Sesungguhnya Allah itu cantik (sempurna), Dia suka kepada yang cantik (sempurna). (Adapun) takbur ialah menolak kebenaran dan merendahkan manusia lain.(Hadis Sahih Riwayat Muslim dan Tarmidzi)
Uraian Al-Hadis:
Dunia ini medan bagi segala kebaikan dan keburukan yang melihat pertembungan antara kumpulan mentaati Allah swt dengan mereka yang cenderung kepada syaitan dan mengikut hawa nafsu. Sejarah nafsu mempengaruhi manusia memperlihatkan bagaimana anak Nabi Adam, Qabil membunuh saudaranya, Habil.
Demikianlah Allah membuat sesuatu ketetapan dalam kehidupan manusia berdasarkan ilmu dan hikmah daripadanya ialah mereka yang dapat membezakan adalah hamba terbaik. Oleh itu, semua akan diberi ganjaran mengikut perbuatannya sama ada layak untuk nikmat syurga atau azab neraka.
Petikan:
Dakwaan: Orang yang pertama merayakan maulid adalah sultan yang dikatakan seorang raja yang adil, warak, zuhud dan alim – Sultan Ibnu Malik al-Muzaffar – sehinggakan ulamak-ulamak yang muktabar didakwa telah menghadiri majlis maulidnya. Malah ulamak besar Syeikh Abu Khattab Ibnu Dihyah telah mengarang kitab Al-Tanwir yang membicarakan amalan maulid.
Kita jawab: Raja ini (wafat 630 H) bukanlah seperti yang didakwa itu bahkan dia seorang yang pemboros, pembazir harta rakyat dan zalim. Dialah raja yang pertama mengada-adakan (bid’ah) perayaan maulid nabi sehingga terbantut segala kegiatan ekonomi masyarakat, kerana perayaan ini dilakukan secara besar-besaran bermula dari bulan Safar lagi. Sambutan ini disertakan dengan nyanyian, permainan, dan berbagai-bagai bentuk hiburan. Lihat Mu’jamul Buldan jilid 1 ms 87 karangan Yaaqut al-Hamawi, Al-Qaulul Muktamad karangan Imam Ahmad b Muhammad Misri al-Maliki, Wafayatul A’yan karangan Ibnu Khallikan dan Duwalul Islam karangan Imam Zahabi.
Terjemahan:
Surah Al Hadid: 12 – 15
(Iaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar dihadapan dan disebelah kanan mereka (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (iaitu) surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak.
Pada hari ketika orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu kebelakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan disebelah luarnya dari situ ada siksa.
Asal-usul Valentine
Tindakan mengaitkan pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Valentine)
Terjemahan:
Surah Al Hujurat: 11
(11) Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok -olokkan), dan janganlah pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (kerana) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olakkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan (ialah) panggilan buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Think Positive, Think Islam For All | Something that seems to break the laws of science that makes you think only Allah could have done it | AllahuAkbar | الله أكبر