TIADA MANUSIA YANG SEMPURNA IMANNYA
Adakah ada manusia yang sempurna? Tiada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Maka bagi kaum yang beriman diwajibkan saling nasihat menasihati dalam kebaikan supaya menta'ati kebenaran. Jika ada hambaNya yang ingat dirinya hanya lebih baik dari orang lain dan sempurna dalam segala hal berkenaan ibadat dan baik soal kehidupan. Orang lain dipandang rendah, dia adalah manusia yang paling dicelakai oleh Allah SWT. Rugi ibadatnya siang dan malam. Egonya yang tinggi kerana dia yang lebih baik dari orang lain.
Banyak sekali bila penulis temui dalam kehidupan ini. Kadang-kadang biarlah kawan-kawan yang kurang agamanya senang dinasihat dan berkawan dari berkawan dengan golongan ini yang ingat bahawa diri mereka yang terbaik, banyak ibadat dan mereka susah menerima nasihat dari orang biasa seperti penulis. Mereka suka mendengar nasihat dari orang yang sama taraf seperti mereka secara zahir tetapi ilmunya belum tentu lagi. Pesanan ini dituju kepada mereka yang ingat mereka terlalu sempurna.
Ingat tiada manusia yang sempurna, kerana setiap orang mempunyai kelemahan. Seseorang yang beriman, tentu mempunyai kesalahan dan memiliki sifat buruk yang sukar dihilangkan. Tiada orang Mukmin yang murni atau sempurna.Pandangan orang jarang ditujukan pada hal-hal yang berada di pertengahan antara dua hal yang berdekatan. Bagi seseorang sesuatu itu warnanya putih saja, sebagian yang lain hitam saja, mereka lupa adanya warna yang lain, tidak putih dan tidak pula hitam.
Nabi saw. pernah bersabda kepada Abu Dzar r.a., beliau bersabda,
"Engkau seorang yang masih ada padamu sifat Jahiliyah."
Abu Dzar adalah seorang sahabat yang utama, termasuk dari orang-orang pertama yang beriman dan berjihad,akan tetapi masih ada kekurangannya.
Juga didalam Shahih Bukhari diterangkan oleh Nabi saw.:
"Barangsiapa yang meninggal bukan kerana melakukan jihad dan tidak dirasakannya (tidak ingin) dalam jiwanya maksud akan berjihad, maka dia mati dalam keadaan sedikit ada nifaknya."
Abdullah bin Mubarak meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a. yang mengatakan sebagai berikut:"Seorang Mukmin itu permulaannya tampak sedikit putih dalam kalbunya; setiap kali iman bertambah, maka bertambah putihlah kalbu itu. Begitu seterusnya, hingga kalbunya menjadi putih semua. Begitu juga kemunafikan, pertama ada tanda-tanda hitam dalam kalbunya; dan setiap melakukan kemunafikan, maka bertambah pula hitamnya, sampai hatinya menjadi hitam semua.
Demi Allah, jika dibuka hati seorang Mukmin, maka tentu tampak putih sekali; dan jika dibuka hati orang kafir, maka tentu tampak hitam sekali."Ini berarti seseorang tidak dapat sekaligus menjadi sempurna imannya atau menjadi munafik, tetapi kedua hal itu bertahap,yakni sedikit demi sedikit.
Wallahu'alam..
0 comments:
Post a Comment